Selasa, 10 Juni 2008

Profil

Profil pengurus FLP Jawa Tengah
Periode 2008-2010

Afifah Afra

Pemilik nama asli Yenni Mulati ini, dipercaya oleh pengurus FLP se-Jateng untuk menjadi Ketua FLP Jawa Tengah periode 2008-2010. Kepercayaan ini tentu bukan tanpa alasan.
Sebagai penulis yang cukup senior, karya Afifah Afra sudah tak terhitung jumlahnya. Saat ini, lebih dari 30 buku karyanya telah diterbitkan.
Selain sibuk menjadi General Manajer di Indiva Media Kreasi, ibu dari dua orang putera ini juga aktif di kegiatan sosial kemasyarakatan.

Rianna Wati

Dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Seni Rupa (FSSR) ini mendapat amanah sebagai Sekretaris Jenderal FLP Jawa Tengah.
Soal kiprahnya, tak perlu diragukan lagi. Sejak SMP, karyanya sudah dipublikasikan di program baca Cerpen RSPD Wonogiri. Tahun 2007, Cerpennya masuk dalam ontology JOGLo 4, Taman Budaya Jawa Tengah.
Selain mengajar, Rian juga aktif dalam organisasi sosial kemasyarakatan.

MN Furqon

Ketua Departemen Kaderisasi FLP Jawa Tengah ini boleh jadi sedang berlega hati karena setelah bertahun-tahun berjuang, akhirnya 7 Juni lalu, ia resmi menjadi sarjana Sastra Inggris.
Maklum, kesibukannya di luar kuliah, agaknya lebih menarik hatinya. Selain sebagai editor Indiva Media Kreasi, Furqon juga aktif membimbing para penulis muda di berbagai lembaga.
Soal karyanya, retoris untuk dipertanyakan. Tahun 2007 lalu, Furqon baru saja memenangkan lomba Essay tentang Jepang tingkat nasional dan Cerpennya berjudul “Jatuh Cinta Pada Bunga”, diterbitkan dan diterjemahkan oleh Tranan Publishing House Ltd bersama 18 penulis Indonésia lainnya dalam kumpulan “Cerpen Mutakhir Indonésia.”

Nassirun Purwokartun

Kartunis asal Purwokerto ini tentu sudah tidak asing di kalangan aktivis FLP. Pendiri FLP Purwokerto yang mengaku sangat penakut dan pemalu, sudah menghasilkan banyak karya berkualitas.
Soal karya fiksi, diantaranya termasuk dalam buku kumpulan Cerpen “Jatuh Cinta Pada Bunga,” “Dari Cinta Ke Cinta,” “Habis Cinta Terbitlah Cinta” dan “Awas Kesetrum Cinta.” Buku Cergam anaknya diterbitkan oleh Indonésia Heritage Foundation untuk kampanye “Membangun Bangsa Berkarakter.”

Eni Widiastuti

Wartawan sebuah media lokal di Solo ini termasuk wajah baru di FLP. Sebelumnya ia hanya sering meliput acara FLP dan dekat dengan beberapa aktivis FLP. Hingga suatu hari, ia diminta untuk bergabung di FLP sebagai Ketua Departemen Humas dan Litbang.
Sebagai wartawan, dunia tulis menulis telah menjadi santapannya sehari-hari. Tapi tentu saja, tulisan yang dihasilkan bukanlah sebuah karya sastra yang mengharu biru.
Perempuan asal Kebumen ini pun mengaku belum pernah mencoba untuk menulis sebuah karya sastra yang bener-bener nyastra. Selama ini, menulis baru sekadar mempraktikan ilmu jurnalistik yang diperolehnya di bangku kuliah.

Mastris Radiamas

Seperti halnya Eni, perempuan kelahiran Kulonprogo, Yogyakarta ini juga seorang wartawan.
Meski sebenarnya ia cukup pandai menyusun kata-kata indah, selama ini wanita yang akrab disapa Amma ini belum pernah menghasilkan karya fiksi.
Amma dipercaya menjadi wartawan politik. Alhasil, penyuka kucing ini cukup paham dengan dunia perpolitikan Solo dengan segala dinamika dan intriknya.

Iffah Noor Chasanah

Ia biasa disapa Iffah. Sepintas, orangnya memang pendiam. Tapi kalau sudah berdiskusi dengannya, barulah tahu kalau Iffah tak seperti perempuan pendiam lainnya.
Dibalik diamnya, Iffah adalah seorang perempuan yang memiliki ide-ide cerdas dan dia kini dipercaya menjadi repórter majalah internal sebuah yayasan di Solo.

NB: Maaf, belum semua profil ditampilkan. Fotonya nyusul ya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar